Sunday, January 6, 2008

FREE GIFT

Free gift, suatu cara yang sering dipakai untuk mendongkrak penjualan sebuah merek. Kita bisa menemukan iklan media cetak yang berbunyi kurang lebih "gratis untuk pembelian X rupiah". Atau beli 2 gratis 1. Lalu dirak tempat memajang produk di supermarket, kita sering menemukan sebuah botol pembersih lantai yang menggendong sebuah sabun pencuci ukuran kecil, sebagai hadiah membeli pembersih lantai tersebut. Bahkan ada yang memberikan layanan gratis 1 kali untuk perawatan kecantikan 10. Pokoknya seputar ide-ide itulah yang namanya free gift diberikan.

Tapi apakah free gift itu benar-benar free? Yang bener aja, hari gini? Bukan cuma di hari gini, tapi juga di hari dulu. Makanya ada istilah "There is no free lunch." Mana ada yang gratong, man! Terus kenapa dinamakan free gift kalau ternyata tidak gratis? Ya namanya juga usaha. Habis kalau tidak dinamakan free gift, lalu mau dinamakan apa?

Lalu apakah pembeli atau konsumen menyadari bahwa free gift yang mereka terima itu sesungguhnya tidaklah free tetapi sebuah potongan harga untuk mendorong mereka membeli produk yang bersangkutan? Pasti ada yang menyadari, tapi umumnya tidak. Kebanyakan mereka menganggap free gift itu sebagai hadiah gratis dan tidak menyadari bahwa mereka harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli produk tersebut. Mereka cukup senang dengan hadiahnya dan menganggap itu gratis. Take it for granted.

Kemudian jika kita mencoba menantang persepsi mereka, maka mereka akan mengutip kalimat Gus Dur: "Akh gitu aja kok repot". Atau bisa juga mereka akan menjawab: "Ya, mana ada yang benar-benar gratis. Ini juga sudah bersyukur." Lalu kemudian mereka percaya bahwa tidak ada yang benar-benar gratis. Mereka lupa bahwa oksigen yang mereka hirup setiap hari adalah gratis. Mereka lupa bahwa otak, jantung, empedu dan segala macam jeroan dalam tubuh mereka didapat secara gratis. Mereka tidak ingat bahwa anak-anak mereka adalah pemberian cuma-cuma karena Tuhan pernah tidak jualan bayi.

Apa akibatnya waktu kita percaya bahwa there is no free stuff at all and everything comes with a tag price?

Alkitab mengatakan Injil adalah anugrah Allah untuk manusia, diberikan secara cuma-cuma tanpa menarik bayaran sepeserpun. Ada banyak ayat Alkitab yang menyebutkan hal ini, tapi saya akan mengutip sebuah ayat saja dari surat Roma pasal 3 ayat 24:
... dan oleh kasih karunia (kita) telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Yesus Kristus.

Setiap orang sudah jatuh dalam dosa dan berdosa. No one is sinless and flawless! Keberdosaan kita menjadikan kita musuh Allah, karena Allah yang maha suci membenci dosa. Tetapi, puji Tuhan, dalam Tuhan Yesus, kita beroleh pengampunan dan penebusan. Lewat karya Tuhan Yesus di salib, kita dibenarkan dan diperdamaikan dengan Allah. Dan ini semua kita terima dengan gratis, cuma-cuma. Keselamatan adalah free gift dari Tuhan untuk kita. Dan asli gratis. Lho, kok bisa gratis? Kenapa keselamatan bisa gratis? Bukankah keselamatan adalah suatu hal yang sangat mahal dan bernilai? Yes, of course, it's priceless. That's why we cannot afford it if it comes with a price tag.

Keselamatan jiwa kita adalah sesuatu yang tak ternilai! So, kalau demikian tak ternilai, bagaimana kita mampu mendapatkannya? Itulah, karena Tuhan tahu kita tak mungkin dan tak akan pernah bisa mendapatkannya, maka diberikan secara cuma-cuma.

So then, is salvation free? Ya. Sekali lagi, keselamatan itu gratis bukan karena worthless tapi sebaliknya karena priceless. Coba baca ayat yang sangat terkenal ini baik-baik: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).

Salvation comes with love as its price. Keselamatan datang dengan cinta sebagai harganya. Berapa harga cinta? Tidak terbatas, karena Allah adalah cinta itu sendiri (1 Yohanes 4:8). Masih ingat kalimat bijak ini "you can buy sex but not love?" Siapa yang dapat membeli cinta, apalagi cinta sejati?

Berbahagialah mereka yang sudah menerima, hadiah gratis yang terindah yaitu keselamatan jiwa mereka di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kiranya hidup mereka berpadanan dengan hadiah yang terindah itu.

Untuk mereka yang belum mendapatkan hadiah gratis yang tak ternilai itu, inilah saatnya. Bukalah hatimu dan datanglah padaNya. Kiranya Roh Kudus sungguh bekerja dalam hati saudara.

Soli Deo Gloria.

SAFETY FIRST

Safety First. Utamakan selamat. Istilah penting ini di negara kita seringkali cuma sekedar slogan basa-basi. Meskipun kita sangat mementingkan keselamatan (safety) tapi dalam realita, ini hanya angan semata.

Negara-negara maju, sangat memperhatikan keselamatan. Karena nyawa tidak ternilai harganya. Tidak heran kalau Uni Eropa sempat (atau masih ya?) melarang warganya terbang dengan pesawat berbendera Indonesia, karena seringnya kecelakaan pesawat berlabel merah putih itu di Indonesia. Lalu pemerintah Indonesia dan mereka yang berkepentingan marah dan tersinggung. Lucu sekali. Seharusnya kita tersinggung untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta.

Harus diakui, kesadaran kita untuk utamakan keselamatan masih rendah. Misalnya masih terkait urusan pesawat tadi. Sebuah penerbangan lokal yang join dengan asing, memberlakukan aturan bagasi max. 15 kg dan kabin 1 buah dengan berat max. 7 kg. Tapi apakah penumpang Indonesia memperhatikan aturan ini terkait dengan keselamatan? Tidak, aturan ini dianggap reseh. Berbeda tentunya tanggapan mereka yang mengalami kecelakaan pesawat terbang yang pesawatnya gagal take off karena konon kabarnya kelebihan muatan karena durian.

Dalam proyek-proyek pembangunan gedung maupun infrastruktur, kita sering mendengar terjadinya kecelakaan kerja. Sekali lagi tentu saja karena tidak mengutamakan keselamatan.
Mengutamakan keselamatan tidak hanya memakai pengaman yang tepat dengan cara yang benar tetapi juga seluruh struktur yang ada mendukung keselamatan itu sendiri. Safety first tidak cukup hanya dengan memakai kondom misalnya, seperti yang dianjurkan kampanye iklan 'safe sex'. Karena tidak ada seks yang aman, kecuali dalam ikatan suami-isteri yang sama-sama menghargai kesetiaan dan kesuciaan.

Berkaitan dengan paparan di atas, ada lagi soal keselamatan yang perlu diperhatikan dengan seksama. Karena keselamatan yang kepentingannya melampui imajinasi kita. Keselamatan apa itu? Keselamatan yang first importance. Bunyinya dalam bahasa Inggris begini: For I delivered to you as first importance what I also received, that Christ died for our sins according to the Scriptures and that ... He was raised on the third day ... (1 Kor 15:3-4).

First importance terdiri dari 2 (dua) kata yaitu: First dan Importance. First atau pertama secara urutan berarti ini yang nomer satu, harus lebih dulu, paling wahid. Importance atau penting menunjukkan secara derajat, hal ini menjadi kepeduliaan yang utama, karena ada hal yang penting, kurang penting dan tidak penting. Tapi yang ini penting! Jadi, first importance berarti inilah prioritas utama, hal yang harus didahulukan di atas soal lain.

Jadi apa yang merupakan first importance? Keselamatan jiwa kita! Keselamatan yang diperoleh karena pengampunan dosa-dosa kita. Dosa-dosa kita diampuni karena Kristus telah mati menggantikan kita orang berdosa.

Adakah hal yang lebih penting dari diampuni dosa-dosanya?

Kiranya Roh Kudus menggugah kita untuk melihat keberdosaan kita dan menyadari bahwa pengampunan telah tersedia di dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat satu-satunya.