Tetapi jawab Yesus:"Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak. (Mat 16:2-3)
Kalimat di atas adalah percakapan Tuhan Yesus dengan orang-orang Farisi dan Saduki yang meminta tanda dari Tuhan. Tetapi Tuhan Yesus mencela mereka - yang mengaku sebagai pemimpin spiritual - yang tidak mampu membaca tanda-tanda zaman. Mereka gagal melihat tanda-tanda yang dinyatakan Tuhan Yesus, tanda-tanda yang menyertai kedatangan Kerajaan Allah.
Orang Kristen harus mampu membaca tanda-tanda jamannya. Harus memiliki kapasitas yang disebut Kevin Vanhoozer sebagai 'cultural literacy'. Cultural literacy sangat penting bagi mereka yang tidak ingin terbawa arus kebudayaan dan tergilas oleh semangat jaman. Orang Kristen harus melibatkan diri secara kristis dan konstruktif di dalam kebudayaan. Jika tidak, kegagalan menafsirkan tanda-tanda zaman akan melahirkan 'the Great Omission' (kelalain besar) dan bukan 'the Great Commission' (Amanat Agung) sebagaimana yang diperintahkan Kristus sebelum naik ke surga. Dan ini adalah sebuah kecelakaan.
Jadi? Masih buta kebudayaan atau mulai melek? Kiranya tulisan singkat ini sedikit memelekkan atau paling tidak mendorong kita ingin melek.
Monday, October 8, 2007
Cultural Literacy
Posted by Maya Sianturi at 4:44 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment