The Wedding. Seringkali menjadi judul sebuah undangan perkawinan. The di depan kata wedding menunjuk kepada suatu pernikahan tertentu karena wedding tentunya bisa berarti perkawinan siapa saja. Tetapi secara pribadi, saya selalu merasa judul tersebut (The Wedding) hanya layak ditunjukkan kepada satu perkawinan yang dianantikan semua orang kudus, yaitu perkawinan Anak Domba Allah (Wahyu 19:7-9).
Saya pikir, hampir setiap perempuan (saya tidak tahu bagaimana dengan setiap pria) memimpikan suatu pernikahan. Hari pernikahan menjadi hari yang ditunggu, hari yang dipersiapkan sesempurna mungkin. Hari di mana si perempuan dinantikan di altar gereja oleh sang ksatria, yang bak juruslamat baginya. Doesn't it sound like fairy-tale?
Yap, we're women love such fairy tale. Mimpi Cinderalla yang menjadi kenyataan.
Oops, jangan salah bukan hanya perempuan yang mencintai dongeng pernikahan, tetapi juga media massa. Bukankah pernikahan Charles, Prince of Wales dengan sang Putri, Diana, serasa dongeng yang menjadi fakta? Seluruh dunia menyorot pesta pernikahan itu yang disebut sebagai The Wedding of 2oth Century. Media massa menyebar mimpi melalui pernikahan pasangan kerajaan Inggris itu.
Bagaimana dengan pernikahan lain? Apakah media massa tertarik? Tentu saja! Perhatikan saja pernikahan para selebriti yang kerap mendapat soroton. Para paparazzi berusaha mendapatkan gambar-gambar pernikahan tersebut karena dapat menjadi komoditi yang menghasilkan untung. Bahkan ada selebriti yang mempatenkan hari pernikahan mereka yang hak siarnya dibeli jutaan dollar oleh media massa tertentu.
Jadi pernikahan memang selalu menjadi hal yang memiliki daya tarik. Terlepas dari pernikahan siapapun itu.
Kembali ke topik di atas, rasanya masih tak rela melepas judul 'the wedding' sekalipun untuk pernikahan akbar seperti Charles dan Diana. Karena tidak ada pernikahan yang dapat menandingi kebesaran, keagungan dan kesakralan dari perkawinan Anak Domba Allah! Inilah perkawinan yang dinantikan setiap orang percaya. Inilah pernikahan yang ditunggu-tunggu oleh orang kudus, pria dan wanita.
Waktu menonton film klasik 'The Sound of Music', melihat pernikahan Kapten von Trapp dengan Maria di gereja yang indah di pinggiran Salzburg, hati bergetar rasanya. Sebuah moment of truth yang dinanti para wanita. Saya pun bertanya pada diri sendiri akankah memiliki saat itu atau tidak. Sejenak merenung, saya tersenyum. I'm going to have the finest wedding ever.
Inilah pengharapan dan impian yang pasti akan menjadi kenyataan bagi setiap orang kudus! Dan sekaranglah waktunya mempersiapkan diri menyambut kedatangan sang Mempelai yang tidak lama lagi.
Soli Deo Gloria.
Sunday, November 4, 2007
The Wedding
Posted by Maya Sianturi at 11:13 PM 0 comments
Subscribe to:
Posts (Atom)